SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA

>> Jumat, 11 September 2009

Pengkhotbah 3 : 1 – 11

Sidang perkabungan yang dikasihi Tuhan,
Pernahkah kita memperhatikan buah mangga yang jatuh ? Ya, buah mangga yang jatuh dari pohonnya bisa bermacam-macam : ada yang masih kecil; Ada yang busuk di makan ulat; ada terlalu ranum dsb. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan buah mangga itu jatuh dari pohonnya.

Hidup manusia pun demikian. Tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Salah satu dari sekian banyak peristiwa tersebut adalah kematian. Mungkin banyak orang berharap bila kematian menjemput, ia sedang dalam keadaan yang baik, dalam arti tidak harus sakit terlebih dahulu. Namun tidak ada seorangpun yang bisa tahu kapan kematian akan menjemputnya. Kematian itu suatu misteri, dan sampai saat ini tidak ada seorangpun mampu menguak misteri tersebut. Kita hanya dapat mengatakan, bahwa setiap manusia akan mati sesuai dengan waktunya masing-masing.

Pengkhotbah mengatakan bahwa segala sesuatu ada masanya. Segala yang ada di dunia ini memiliki waktunya masing-masing. Pengkhotbah memasang-masangkan dua peristiwa kehidupan dan melihat bahwa setiap pasangan peristiwa itu ada waktunya masing-masing. Misalnya, ada waktu untuk lahir dan ada waktu untuk meninggal; ada waktu untuk menangis dan ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap dan ada waktu untuk menari dst.

Apa artinya ? Pengkhotbah ingin memaparkan bahwa sebenarnya manusia terikat oleh waktu. Waktu itulah yang senantiasa menyertai kehidupannya. Bahkan sepertinya waktu itu dapat berbuat sekehendaknya sendiri tanpa peduli terhadap keadaan manusia. Memang pada saat-saat tertentu manusia dapat menguasai waktu, namun harus kita akui pula bahwa manusia tidak dapat berbuat apa-apa terhadap waktu. Misalnya, kita bisa menguasai waktu dalam hal bersenang-senang dan menangis, namun manusia sama sekali tidak berdaya ketika kematian datang menjemput kita.

Inilah yang seharusnya menyadarkan kita, bahwa sekalipun kita membuat rencana yang serinci dan sehebat apapun mengenai kehidupan ini, namun toh tidak semua kejadian dapat kita duga. Mengapa ? Ada banyak rahasia dalam kehidupan ini dan manusia sama sekali tidak mengerti pekerjaan Allah dari awal sampai akhir. Hal ini pula yang ingin pengkhotbah katakan, bahwa di balik ketidak-mengertian kita akan waktu, waktu tidak berjalan sendiri. Allahlah yang menguasai waktu. Dialah yang mengatur semuanya… Itu juga berarti bahwa kehidupan dan kematian ada di tangan-Nya. Karena itulah, walaupun waktu datang silih berganti dengan berbagai peristiwa kehidupan, kita harus tetap memiliki kepercayaan bahwa di balik semuanya itu Allah mengatur waktu agar sesuatu indah pada waktunya.

1. Hidup berdampingan dengan misteri.
Hidup yang penuh misteri adalah sebuah kenyataan yang mau tidak mau harus kita hadapi. Kita mengalami bahagia atau sedih, toh siapa yang tahu. Memang setiap peristiwa yang terjadi ada sisi terang dan gelapnya masing-masing. Sangat mudah bagi kita menghadapi sisi terang karena segalanya jelas terlihat. Bagaimana kita menghadapi sisi gelap dari misteri itu ? Tidak ada jalan lain selain menerima saja misteri itu dalam hidup kita. Dengan cara apa ?

2. Berserah kepada Tuhan.
Dalam hidup, ada banyak hal yang tidak mungkin dapat kita pahami. Di sinilah keberserahan kita sangatlah diutamakan. Kita harus pasrah namun tanpa merasa kalah. Kita berserah tetapi tetap mampu bertahan untuk memandang masa depan lebih baik. Kunci keberserahan kita bukan pada kekuatan kita sendiri tetapi pada Tuhan. Dengan cara apa ?

3. Beriman kepada Tuhan…..
Beriman kepada Tuhan adalah hal yang mutlak. Sebab segala sesuatu yang ada dalam diri kita berasal dari Tuhan. Tuhan yang tahu apa terbaik bagi hidup kita. Mungkin kematian merupakan peristiwa yang menyakitkan karena kita ditinggalkan orang yang sangat kita kasihi. Namun Tuhan selalu memberikan hal yang baik di tengah-tengah kesedihan dan rasa duka kita. Itu berarti, kita tidak bisa mengatakan bahwa kesedihan adalah akhir segalanya. Pengkhotbah justru ingin menyebutkan sebaliknya, bahwa di ujung kesedihan ada keindahan yang ingin Tuhan berikan bagi kita. Pengkhotbah mengatakan : “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkhotbah 3 : 11) Perkataan pengkhotbah ini dapat kita pahami bila kita memiliki iman yang teguh. Sebab dengan berimanlah, maka kita belajar bagaimana hidup dijalani dalam kesabaran dan ketabahan.

Terlebih, kematian bukanlah akhir dari segalanya. Sebagai orang beriman, kita meyakini, bahwa kematian merupakan cara Tuhan untuk menyatakan rencana dan kehendak-Nya. Dan ada kepastian bagi mereka yang meninggal di dalam iman. Demikian Tuhan Yesus bersabda : “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” (Yohanes 14 : 2 – 4)

0 komentar:

About This Blog

  © Free Blogger Templates Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP